Jakarta: Tren gaya hidup masyarakat perkotaan terus berkembang. Sebagaimana yang telah terihat di kota-kota besar di Indonesia, coffee culture telah menjadi tren gaya hidup masyarakat yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Hal ini dapat terlihat dengan menjamurnya kedai-kedai kopi di berbagai daerah. Bahkan budaya work from cafe yang bisa jadi sudah menjadi sesuatu yang umum
dilakukan, khususnya di Jakarta.
Menyusul coffee culture, fenomena tren gaya hidup yang tengah berkembang saat ini adalah beef culture. Hal ini dapat terlihat dari permintaan akan daging sapi berkualitas di Indonesia yang terus meningkat, dan semakin menjamurnya pelaku usaha yang berfokus pada olahan daging sapi, baik di retail atau reseller maupun food services (hotel, restoran, cafe, dan supermarket).
Seperti hal barista di dunia kopi, profesi butcher di dunia olahan daging sapi dapat menjadi sebuah profesi masa depan yang menjanjikan. Baik bagi kaum laki-laki ataupun perempuan.
Apalagi diiringi dengan semakin tingginya perhatian masyarakat perkotaan untuk memperoleh daging sapi yang tidak hanya lezat, tapi juga sehat dan sustainable. Maka profesi ini bisa menjadi solusi yang baik untuk industri kuliner, karena dapat menentukan profitabilitas dari penggunaan potongan daging
secara optimal.
Hal itu diamini Chef selebritas, Vindex Tengker mengatakan profesi butcher atau pemotong daging juga kian digandrungi. Di mana posisi ini bisa dilakukan oleh semua gender, baik laki-laki maupun perempuan, dan dari berbagai kalangan usia.
“Seperti hal barista di dunia kopi, profesi butcher di dunia olahan daging sapi dapat menjadi sebuah profesi masa depan yang menjanjikan, baik bagi kaum laki-laki ataupun perempuan. Apalagi diiringi dengan semakin tingginya perhatian masyarakat perkotaan untuk memperoleh daging sapi yang tidak hanya lezat, tapi juga sehat dan sustainable,” kata chef Vindex.
Untuk bisa mewadahi talenta dan kreativitas calon butcher, diperlukan kompetisi. Seperti ‘Jakarta Butchers Challenge.
Kami ingin masyarakat Indonesia semakin kenal dan paham, bahwa daging sapi bukan hanya terdiri dari Prime Cuts, tapi juga ada bagian secondary cuts yang dapat diolah menjadi sajian lezat, berkualitas, dan bergizi, ujar Dian Paramita selaku Direktur PT Global Pratama Wijaya dalam keterangan rilis.
‘Jakarta Butchers’ Challenge ini diikuti oleh total 20 team peserta dari kalangan profesional dan juga mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan background masing-masing. Mereka ditantang untuk mentransformasi daging utuh menjadi potongan-potongan yang kemudian diolah menjadi sajian atau hidangan kreatif menggugah selera.
Hadir sebagai juri dalam acara ini adalah Chef Vindex Tengker (Perwakilan dari Meat Livestock Australia), Chef Stefu Santoso (Executive chef APREZ Resto Jakarta), Chef Victor Taborda (Executive Chef Sudestada Jakarta). Ketiga juri menilai setiap peserta berdasarkan aspek teknik dan kemahiran potong, inovasi dan kreasi produk, rasa, serta presentasi penyajian.
(FIR)